PENGANTAR
A.
Orientasi Kesehatan Mental
Saparinah
Sadli, mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa, yaitu:
1.
Orientasi
Klasik
Seseorang dianggap sehat bila ia
tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas,
rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan
“sakit” atau rasa “tak sehat” serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.
Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran. Pengertian sehat
mental dari orientasi klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks
psikologi. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak
menimbulkan masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realitas.
2.
Orientasi
Penyesuaian Diri
Orang dianggap sehat secara
psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan orientasi
penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks
lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma
lingkungan terutama norma social dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat
atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Seseorang yang
dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi
dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau
sakit mental bukan sesuatu yang absolut.
3. Orientasi Pengembangan
Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan
jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
B. Konsep Sehat
konsep
sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang
berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang
dimiliki. Konsep sehat dan kesehatan merupakan dua hal yang hampir sama tapi
berbeda.Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktoryang berusaha
mempengaruhinya.
menurut
White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa
tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan
sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Sehat
dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ),
intelektual (IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah
bisa didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
-
Fisik
Dikatakan sehat bila secara
fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak
kekurangan sesuatu apapun.
-
Emosi
Orang yang sehat secara emosi dapat
terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengeskpresikan
perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu
mendisiplinkan diri.
-
Intelektual
Dikatakan sehat secara intelektual
yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat
realitas. Memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil
keputusan.
-
Spiritual
Sementara orang yang sehat secara
spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id
mereka secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak melakukan
atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berfikir
rasional.
-
Sosial
Sehat secara social dapat dikatakan mereka yang bisa
berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya, serta mampu untuk bekerja
sama.
C.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah
perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang
mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka
mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang
dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental.
Zaman dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah setan, roh-roh
jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan
dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan
rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha melalukan
perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami gangguan mental.
Sejarah
kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran ini terutama karna
masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati
dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hidup bersama sehingga
tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan
lagi sebagai gangguan. Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan oleh W.
Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui
"pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.
Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit
mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas
melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan
mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II
kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang - orang .Dalam
bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah
terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya
mengatasinya sejalan dengan peradaban. Namun seiring jaman yang semakin maju
dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke
dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang
terganggu mentalnya.
-
Zaman
Prasejarah
Pada zamannya, manusia purba sering
mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik seperti infeksi arthritis,
penyakit pernapasan dan usus. Tetapi penyakit mental pada saat itu benar benar
ditangani cara pandang mereka adalah merawatnya sama seperti penyakit
fisik, karena berfikir bahwa mental dan fisik disebabkan oleh penyebab yang
sama, yakni roh-roh jahat, halilintar atau mantera-mantera musuh. Jadi tindakan
perawatan yang diberikan untuk penyakit bauk mental maupun fisik adalah seperti
menggosok, menjilat, menghisap, memotong dan membalut. Atau dengan cara lain
yang terpikirkan oleh kawan-kawannya, pemimpin-pemimpinnya, atau ia sendiri
seperti menggunakan salep, mantera, obat keras dan sihir.Tetapi masih
diperlakukan secara manusiawi.
-
Peradaban
Awal
Di Mesopotamia, penyakit mental
dihubungkan dengan roh atau setan dan perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara
agama dan magis agar setan keluar dari tubuh si pasien. Sedangkan di Mesir,
ilmu kedokteran agak lebih maju dan rasional. Sedangkan di Yahudi,
penyakit mental diartikan sebagai suatu hukuman dari Tuhan dan hanya diobati
dengan bertaubat. Tapi perhatian orang Yahudi juga memperhatikannya dari segi
kemanusiaan dan ilmu kedokteran, bahkan pada tahun 490 M didirikan rumah
sakit di Yerusalem untuk para pasien penyakit mental.Tapi sampai sejaarah
modern belakangan ini, sumbangan sumbangan yang besar terhadap kesehatan fisik
dan mental manusia datang dari orang Yunani. Beberapa pandangan dalam pemikiran
Yunani yang sangat penting yaitu dengan dilakukannya penelitian dan terminologi
psikiatri modern.
-
Abad
Pertengahan
Pada abad pertengahan, gangguan
mental tidak dianggap sebagai penyakit. Banyak kebiasaan yang telah dilakukan
dalam ilmu kedokteran sebelumnya tidak dilanjutkan,dan hal yang lebih buruk
seperti takhayul dan ilmu tentang setan malah dihidupkan kembali. Exorcisme
pada abad ini digunakan sebagai perawatan orang yang mengalami gangguan mental.
Yaitu dengan menggunakan mantra- mantra dan jimat-jimat.pada tahun 1600an (dan
sebelumnya) : Orang yang sakit secara mental dahulu kala dianggap
sebagai “orang yang kesurupan” yang mengalami gangguan mental dimasuki
oleh roh-roh. Maka dari itu penyembuhannyapun juga melalui healer, shaman atau
penyembuh yang lebih dikenal dengan istilah dukun.
-
Zaman
Renaisans
Zaman ini tepatnya digambarkan
sebagai “terang dalam kegelapan”. Di Switzerland, mengakui penyebab rasional
penyakit mental dan menolak adanya kaitan dengan demonology. Di Prancis, lebih
menggunakan pendekatan yang manusia terhadapa para pasien sakit
mental,menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit
fisik.Tahun 1724 : Pendeta Cotton Mather menjelaskan masalah kejiwaan
yang menyebabkan gangguan yang terjadi di dalam tubuh sekaligus mematahkan
takhayul yang berkembang selama ini.
-
Abad
XVII - Abad XX
Disini dipusatkan pada klasifikasi dan system, suatu hal
yang mungkin sama dengan analisis system. Tahun 1812 : Benjamin Rush
menjadi orang pertama yang mencoba menangani penyakit mental secara manusiawi.
Llu itu di Inggris, muncul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa dengan
perkembangan teori dan teknik untuk menangani orang sakit jiwa ini di rumah
sakit. walaupun dalam prakteknya sering mengalami kegagalan sehingga lambat
launpun muncul masa terapi pesimisme.Tahun 1908 : Clifford Beers yang
pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa dengan penanganan yang benar maupun yang
salah mengeluarkan buiku “A Mind That Found Itself”. Buku tersebut langsung
memberikan efek yaitu menyebarkan visinya mengenai gerakan kesehatan mental.
Beers lalu mendirikan Masyarakat Connecticut yang merupakan akar dari Asosiasi
Kesehatan Mental Nasional. Dan pada tahun 1950 diteruskan untuk
melanjutkan mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental dan
mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
A. Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisa
adalah cabang ilmu yang di kembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya ,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa :
o
Pada
alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak
o
Individu
bersifat egois , tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan
o
Manusia
sebagai ho,o valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
o
motif-morif
dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
o
Manusia
di dorong oleh dorongan seksual agresif
Dalam teori psikoanalisa nya freud
menjelaskan tentang struktur kepribadian individu, struktur kepribadian
tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni:
o
Id
Id
berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan
reservoir energi psikis. ID berhubungan erat dengan proses - proses jasmaniah
darimana id mendapatkan energinya. id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan
tindakan refleksi. id terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan,
sex dan agresifitas.
o
Ego
Ego timbul
karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai
dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id
hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal
-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar.
Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol
pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon
dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.
o
Superego
Superego adalah
perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat.
Superego juga mencerminkan yang ideal, bukan yang real, memperjuangkan
kesempurnaan dan bukan kenikmatan. superego disebut juga sebagai wasit tingkah
laku.
Sumbangan terbesar Freud pada teori
kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya
bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak
mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua
tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
o
Alam
Tidak Sadar
Alam
tidak sadar menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang
tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan
kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya
seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi
tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja
bersifat tidak rasional. Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar
setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat
mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan
cara menggoga atau mengolok-olok orang lain.
o
Alam
Bawah Sadar
Alam
bawah sadar ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul
kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar
ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious
perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat,
akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke
pemikiran lain. Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam
tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk
ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap,
ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat
o
Alam
Sadar
Alam
sadar, yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis,
didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam
kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung
kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke
alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu
terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita
tentang stimulus dari luar. Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari
dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang
dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi
terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
B. Aliran Humanistik
Aliran
ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori
maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi
Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai
dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Menurut
aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
C. Pendapat Fromm
Menurut
Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat
tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan
untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari
proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang
berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat
manusiawi. Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri
seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan kebutuahn batin
dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi
harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan
di cinta
Menurut
Fromm, ada lima watak social di dalam masyarakat :
1.
Penerimaan
- Penimbunan
- Penjualan/pemasaran
- Penghisapan/pemerasan
- Produktif.
Ciri-ciri kepribadian sehat menurut fromm :
-
Cinta
yang Produktif
Cinta yang produktif menyangkut
empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan.
Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara
mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan mereka.
-
Pikiran
yang Produktif
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi
olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan
yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh
ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
-
Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan prestasi kita
yang paling hebat.
-
Suara
Hati
Fromm membedakan dua tipe suara hati
otoriter dan suara hati humanistis.
KONSEP
PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian
dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan
eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan
tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas,
yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian
sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan
mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala
macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu
memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat.
Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional
maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada
setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk
mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
Penyesuaian
diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi
kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa
penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna
terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antaradirinya
dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan
di mana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Dalam proses
penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu
didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari
ketegangan.
Menurut Schneider (dalam
Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan
kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang
tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat
didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu
sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para
ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan
hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga
mempengaruhi kedua faktor lain.
pada
dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu penyesuaian pribadi
dan penyesuaian social.
1.
Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian diri adalah kemampuan
seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara
dirinya dan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya
sebenarnya, apa kelebihan dan kekuranganya dan mampu bertindak objektif sesuai
dengan kondisi dan potensi dirinya. Keberhasilan penyesuaian diri pribadi
ditandai oleh tidak adanya rasa benci tidak adanya keinginan untuk lari dari
kenyataan, atau tidak percaya pada potensi pada dirinya. Sebaliknya, kegagalan
penyesuaian pribadi ditandai oleh kegoncangan dan emosi, kecemasan, ketidak
puasan, dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak
pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh
lingkungannya.
2.
Penyesuaian
Sosial
Penyesuaian sosial diartikan sebagai
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya
dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Dalam kehidupan di masyarakat
terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus
yang silih berganti. Dari proses tersebut, timbul pola kebudayaan dan pola
tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai, dan norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses
penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkungan hubungan social
ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain.
Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga,
masyarakat sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum.
Daftar pustaka
-
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist,J
& Feist; 7 (2012).Theory of Personality.Boston : Mc Graw Hill.