1. Jabarkan tentang konsep diri secara real !
Saya adalah seorang wanita yang ceria,
anak kedua dari 2 bersaudara, saya mempunyai saudara laki-laki. Saya termasuk
orang yang tertutup, tidak mudah bagi saya untuk menceritakan kepada orang lain
segala kegundahan yang sedang saya rasakan. Saya itu termasuk orang yang moody,
gampang berubah mood, mudah bersosialisai terhadap orang yang baru saya kenal,bawel,
bertanggung jawab terhadap kerjaan yang sedang saya lakukan, saya termasuk
orang yang ontime.
Namun sulit bagi saya untuk mengutarakan
pendapat kepada orang yang lebih tua dari pada saya. Saya adalah pendengar yang
baik, sedikit keras kepala. Saya sangat menyukai anak kecil. Lebih mudah bagi
saya untuk memahami pelajaran yang hitung-hitungan dari pada menghafal.
2. Cari contoh kasus ketidaksehatan mental dari
berbagai berita nasional!
Tertawa Saat Diperiksa Polisi, Assyifa dan Hafitd Psikopat?
Tribunnews.com, Jakarta — Tersangka pembunuh Ade Sara
Angelina (18) yakni pasangan kekasih Assyifa Ramadhani (18) dan Ahmad Imam Al
Hafitd (19) sempat tertawa dan tersenyum saat diperiksa penyidik kepolisian di
Polres Bekasi.
Apa makna dan arti tawa mereka ini?
Sebagian orang lebih memilih menilai mereka sebagai psikopat atau penderita
ganggguan jiwa atau gangguan kepribadian yang identik dengan perilaku kejam
tanpa penyesalan atau tanpa rasa takut.
Menanggapi hal ini Pakar Psikologi
Forensik, Reza Indragiri Amriel, menuturkan bisa saja tawa dan senyum keduanya
itu menandakan mereka memang psikopat. Namun, katanya, psikopat adalah sifat
dalam keadaan menetap.
"Untuk memastikannya, harus
diamati dalam jangka waktu lama," kata pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian ini, Minggu (9/3/2014).
Menurut Reza, karena senyum dan tawa
mereka diamati hanya dalam waktu pendek, ia menganggap hal itu menandakan state
atau keadaan incidental atau temporer atau sementara. Hal ini, kata Reza,
adalah pertanda keduanya mengalami disorientasi atau kebingungan. "Karena
kondisi psikologis mereka yang belum stabil," katanya.
Menurut Reza, dengan itu
disorientasi pada mereka timbul, karena ada perasaan takut, berduka, pasrah dan
tidak merasa apa-apa, yang datang silih berganti. "Semua perasaan
dirasakan silih berganti. Akhirnya ada disorientasi atau kebingungan pada
mereka," ujar Reza.
Semestinya, menurut Reza, karena
stres mereka masih tinggi, pemeriksaan harus ditunda. "Dan polisi
sebaiknya jangan terburu-buru, melakukan pernyataan pers bahwa pelaku sudah
mengakui perbuatan mereka," kata Reza. Hal ini, kata Reza, juga untuk
menghindari kemungkinan adanya false confession atau pengakuan keliru yang
diutarakan keduanya.
Daftar pustaka : http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/03/10/tertawa-saat-diperiksa-polisi-assyifa-dan-hafitd-psikopat
Pendapat saya : Sebenarnya pembunuhan ini adalah
fenomena kekerasan dikalangan anak muda, pembunuhan atas dasar cemburu dan rasa
sakit hatiyang menunjukan generasi muda kita mengalami suatu sikap hidup yang
brutal (tidak berprikemanusiaan)karena kita bisa lihat sendiri tingkah laku
dari kedua pasangan yang seakan tidak merasa bersalah (tersenyum) disaat
pemeriksaan berlangsung, hal ini menunjukan suatu sikap moral yang sangat
rendah. Dan hal ini mungkin terjadi karena factor kurangnya bimbingan sikap
atau mental dari orang tua masing-masing. Mungkin ini dapat menjadi catatan
pengajaran moral untuk diri kita masing-masing, keluarga, sekolah, dan
pemerintah khususnya harus bijaksana melihat kejadian ini, karena bila tidak
ada tindakan yang serius mungkin kejadian ini bias akan terulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar