A. Pengantar
I. Definisi manajemen
Manajemen
adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Berikut
ini adalah pengertian manajemen menurut para ahli :
1.
Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Menurut Henry Fayol
Disebutkan ada lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi dan mengendalikan.
Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
3.
Menurut The Liang Gie, 1982
Manajemen adalah unsur yang merupakan
suatu rangkaian perbuatan yang menggerakkan karyawan-karyawan dan mengarahkan
segenap fasilitas kerja agar tujuan organisasi yang bersangkutan benar-benar
tercapai.
4.
Menurut George R. Terry, 1994
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
5.
Menurut Ordway Tead yang di sadur
oleh Drs. He. Rosyidi dalam buku “Organisasi dan Management”
Manajemen adalah proses dan kegiatan
pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu
organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
II. Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
-
Menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
-
Menurut
Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
-
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
B.
Perencanaan penetapan
manajemen
I.
Definisi perencanaan
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar buat sebuah
manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperllukan dalam setiapjenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan
maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
II.
Langkah-langkah
menyusun perencanaan
Proses
perencanaan terdiri dari 5 tahap :
-
Penetapan
Tujuan Organisasi
Penetapan
tujuan awal organisasi merupakan bagian awal dari proses penyusunan
perencanaan. Perumusan tujuan harus dibuat sejelas mungkin dan sedapat mungkin
bersifat kuantitatif. Sedangkan perumusan tujuan yang bersifat kualitatif
memiliki kecenderungan dalam salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat
menimbulkan salah persepsi sehingga memberi kesan adanya pelonggaran di dalam
pencapaian tujuan organisasi. Tanpa perumusan tujuan organisasi yang tegas dan
jelas maka organisasi akan menghamburkan sumber daya secara berlebihan.
-
Takut
gagal. Pemimpin/manajer yang menetapkan satu tujuan umumnya takut tidak
mencapainya (gagal) dan oleh karena itu pemimpin/manajer sering merumuskan
banyak tujuan yang akan dicapai. Meskipun ada menajer bertipe berani menghadapi
resiko akan tetapi umumnya resiko sering kali dihindari sedapat mungkin.
-
Kekurangan
pengetahuan tentang organisasi. Pemimpin/manajer akan menetapkan tujuan
organisasi yang tepat, jika pemimpin/manajer tidak mempunyai pengetahuan yang
luas tentang organisasi dan unit-unitnya. Setiap bagian (unit) mempunyai
keterkaitan yang luas dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Pemimpin/manajer harus mengetahui berbagai karakteristik unit dan organisasi
secara keseluruhan agar dengan mudah dapat mengarahkan dan mengelola sarana dan
prasarana secara efktif dan efisien.
-
Kekurangan
pengetahuan akan lingkungan. Pemimpin/manajer disamping mengetahui lingkungan
internal organisasi juga harus emngenal lingkungan eksternal organisasi. Tanpa
mengenal lingkungan eksternal organisasi, maka manajemen organisasi akan
berjalan secara acak (tak terarah) dan akan mudah terhempas oelh lingkungan
eksternal yang mengitarinya. Lingkungan eksternal di dunia organisasi meliputi
pesaing, pemasok, sponsor, target sasaran, lembaga pemerintah, masyarakat luas
dan lain sebagainya.
-
Kurang
percaya diri. Untuk mempunyai kemantapan terhadap tujuan organisasi, maka
pemimpin/manajer dan orang-orangnya harus mempunyai kepercayaan diri yang
kuat (self confidence) bahwa ia mampu mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Jika manajer mempunyai kepercayaan diri yang lemah maka akan
senantiasa ragu di dalam melaksanakan tugasnya.
III.
Manfaat menyusun
perencanaan dalam manajemen
1. Membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
2. Membuat tujuan lebih khusus,
terperinci dan lebih mudah dipahami.
3. Meminimumkan pekerjaan yang tidak
pasti.
4. Manajer dapat memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas
5. Standar pelaksanaan dan pengawasan
6. Pemilihan berbagai alternative
terbaik
7. Penyusunan skala prioritas, baik
sasaran maupun kegiatan
8. Menghemat pemanfaatan sumber daya
organisasi
9. Membantu manajer menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan
10. Memudahkan dalam berkoordinasi
dengan pihak terkait
11. Meminimalkan pekerjaan yang tidak
pasti.
IV.
Jenis perencanaan dalam manajemen
Melihat tingkat hirarkis, ada tiga
jenis perencanaan: perencanaan strategis, taktis dan operasional.
1.
Perencanaan
Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
2.
Perencanaan
Taktis / Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
3.
Perencanaan
Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.
4.
Perencanaan
Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Standar-standar
tentang pendirian aturan dan / atau undang-undang dan / atau kebijakan dalam
setiap kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian,
pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan.
Perencanaan berhubungan erat dengan desain struktur organisasi. Ini berlaku di
daerah yang sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang mengawasi dan
menentukan aspek pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan.
C. Pengorganisasian struktur manajemen
1.
Definisi struktur
organisasi
Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiapbagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.
Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelaspemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitasdan fungsi di batasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siap
melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan
dikerjakan.
2.
Contoh struktur organisasi dalam suatu perusahaan
3.
Pengorganisasian
sebagai fungsi manajemen yang meliputi :
a. Struktur
formal
suatu
organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta
tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Contoh
: Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
b. Struktur informal
Kumpulan
dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan
bersama yang tidak di sadari.
Contoh
: pertemuan tidak resmi seperti makan bersama dan sebagainya.
4.
Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional
·
Manfaat
Struktur Fungsional :
-
Mempergunakan
sumber daya khusus secara efesien
-
Supervisi
dapat dilakukan lebih mudah
-
Mengembangkan
keahlian fungsional
-
Mudah
memobilisasi keterampilan khusus
-
Memelihara
kendali terpusat atas keputusan strategis
-
Berkaitan
erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah
·
Manfaat
Struktur Divisional :
-
Pekerjaan
keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi
dapatdipertahankan
-
Keputusan
lebih cepat
-
Lebih
mudah untuk menilai prestasi kerja
-
Pengembangan
dan strategi dekat dengan lingkungan
-
Memberikan
landasan pelatihan bagi paramajer strategis
-
Lebih
terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan.
5.
Kerugian Struktur Fungsional Dan Struktur Divisional
·
Kerugian
Struktur Fungsional :
-
Respon
organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat
-
Koordinasi
antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
-
Inovasi
terbatas
·
Kerugian
struktur divisional :
-
Tidak
mampu mencapai efisien siekonomis
-
Koordinasi
antar produk sulit
-
Keahlian
teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional
Referensi :
Handoko, H. T. Dr. 1986 Manajemen Gadjah Mada,
Yogyakarta
Munandar, A. S.,(2008). Psikologi
Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press